Kamis, 28 Februari 2013

laporan biokimia-Uji lipid


Laporan Praktikum                          Hari, tanggal   : Selasa, 08 November 2011    
Biokimia Umum                              Waktu             : 08.00-11.00 WIB
                                                         PJP                  :  Waras Nurcholis, M.Si
                                                         Asisten            :  Arena Yogi Pratiwi
                                                                                    Rizki Ayu Kartini
                                                                                    Esti Sahifah
                                                                                    M. Iqbal syukur






UJI LIPID

Kelompok I
                             
Indah Setiawati                       G34100051
Feni Fitriani                            G34100088
Nofialdi                                  G34100062





















DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
                                     INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Pendahuluan
             Lipid atau trigliserida adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak.       Lipid sebagai sekumpulan senyawa dengan struktur dan fungsi yang berbeda tetapi bersifat sama, yaitu larut dalam pelarut organik atau non polar memiliki fungsi sebagai penyimpan energi dan transport, struktur membran, penyampai kimia, kulit pelindung dan komponen dinding sel
Description: asam lemak
Gambar Struktur Asam Lemak
 Trigliserida bersifat hidrofobik sehingga golongan senyawa ini dapat dipakai tubuh sebagai sarana yang bermanfaat untuk berbagai keperluan. Misalnya jenis lipid yang dikenal sebagai trigliserida berfungsi sebagai bahan bakar yang penting. Senyawa ini sangat efisien untuk dipakai sebagai simpanan bahan penghasil energi karena terkumpul dalam butir-butir kecil yang hampir-hampir bebas air, membuatnya jauh lebih ringan daripada timbunan karbohidrat setara yang sarat air. Jenis lipid yang lain lagi merupakan bahan structural yang penting. Kemampuan lipid jenis ini untuk saling bergabung menyingkirkan air dan senyawa polar lain menyebabkannya dapat membentuk membran sehingga memungkinkan adanya berbagai organisme yang kompleks. Membran tersebut memisahkan satu sel dengan sel yang lain di dalam jaringan, serta memisahkan berbagai organel di dalam sel menjadi ruangan-ruangan yang memiliki ciri kimia tertentu sehingga dapat diatur sendiri (Gilvery & Goldstein 1996).
  Lemak berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti kloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alkohol panas (Riawan 1990). Menurut struktur kimianya, Lemak terdiri dari : Lemak Netral (triglyceride),  Phospholipida, Lecithine dan Sphyngomyelineb. Menurut Sumbernya (Bahan Makanannya) : Lemak Hewani dan Lemak Nabatic. Menurut Konsistennya : Lemak Padat (Lemak atau Gaji) dan Lemak Cair (Minyak). Menurut wujudnya :  Lemak tak terlihat (invisible fat) dan Lemak terlihat (visible fat). Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah dan berbentuk cair (minyak). Sedangkan lemak hewani mengandung asam lemak jenuh khususnya mempunyai rantai karbon panjang yang berbentuk padat (lemak).
  Kolesterol atau yang disebut juga dengan lemak tak jenuh merupakan substansi seperti lilin yang warnanya putih, kolesterol secara alami sudah ada dalam tubuh kita. Hati adalah yang memproduksi kolesterol, kolesteorol berfungsi untuk membangun dinding sel dan juga untuk membuat hormon-hormon tertentu.
Sebenarnya tubuh manusia sudah bisa menghasilkan kolesterol sendiri, namun karena manusia mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung lemak sehingga menyebabkan seseorang kadar lemak dalam tubuhnya sangat berlebih.

Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah mengetahui kelarutan berbagai macam senyawa lemak pada larutan-larutan organik, menguji ketengikan pada lemak, menguji ketidakjenuhan pada pada berbagai macam lemak, menguji adanya akrolein pada lemak, dan menguji kolesterol dengan metode Salkowski dan Lieberman Buchard.
Metode Praktikum
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sumbat karet, tabung erlenmeyer, bunsen, tabung reaksi, penangas air, pipet ukur, dan tabung erlenmeyer,. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, Blue Band (margarine), gliserol, asam streatat, eter, kloroform, alkohol panas, alkali, asam encer, , KHSO4, pati, pereaksi Iod Hubl,  asam oleat, HCl pekat, kertas saring, floroglusinol, larutan kolesterol, kloroform anhidrat, asam asetat anhidrat, dan asam sulfat pekat.

Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan untuk uji kelarutan adalah sebanyak 2 ml pereaksi atau pelarut yakni air dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih. Kemudian bahan percobaan yang akan diuji dibubuhkan dalam jumlah yang sedikit ke dalam tabung reaksi yang telah berisi pelarut. Setelah itu, tabung percobaan dikocok keras-keras dan diamati kelarutannya. Bahan percobaan yang digunakan adalah minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarine, gliserol, dan asam strearat.
Uji akrolein yakni kristal KHSO4 dimasukkan kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian 3-4 tetes bahan percobaan diteteskan kedalam tabung reaksi tersebut dan dipanaskan diatas api yang kecil. Setelah itu asap putih yang ditimbulkan oleh pemenasan tersebut diperhatikan dan dibandingkan dengan bau SO2  yang terbang dari karbohidrat. Uji ini dilakukan terhadap minyak kelapa, lemak hewan, gliserol, asam palmitat, asam stearat, dan pati.
Prosedur percobaan untuk uji ketidakjenuhan adalah sebanyak 1 ml bahan percobaan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 ml klorofom dan dikocok sampai bahan larut. Setelah itu pereaksi Iod Hulb dimasukkan tetes demi tetes kedalam larutan dan dikocok. Perubahan yang terjadi diperhatikan. Uji ini dilakukan pada minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, blue band, asam palmitat, dan asam oleat.
Prosedur percobaan untuk uji ketengikan adalah 2.5 ml bahan percobaan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang bersih dan kering. Kemudian 2.5 ml HCl pekat ditambahkan kedalam Erlenmeyer. Kedua bahan dalam Erlenmeyer tersebut dicampukan dengan hati-hati, hingga terbentuk larutan yang homogen. Setelah itu serbuk CaCOdimasukkan kedalam tabung Erlenmeyer, lalu segera ditutup dengan sumbat karet yang dijepitkan kertas saring dicelupkan kedalam flouroglusinol. Kertas flouroglusinol tersebut dijepit sehingga kertasnya tergantung. Larutan tersebut dibiarkan selama 10-20 menit. Setelah selesai perubahan warna yang terjadi diperhatikan. Larutan tengik apabila terjadi prubahan warna menjadi merah muda. Uji ketengikan ini dilakukan terhadap minyak kelapa tengik, minyak kelapa, lemak hewan dan mentega.
Prosedur percobaan untuk uji Salkowski adalah beberapa milligram kolesterol dilarutkan kedalam 3 ml kloroform anhidrat pada tabung reaksi yang bersih dan kering. Lalu kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan asam sulfat pekat dengan volume yang sama.  Tabung tersebut dikocok perlahan hingga terbentuk lapisan cairan yang terpisah. Lapisan cairan tersebut kemudian diamati warnanya.
Prosedur percobaan pada uji Lieberman Buchard adalah 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sufata pekat dimasukkan kedalam larutan-larutan kolesterol dan kloroform dari percobaan Salkowski. Campuran tersebut kemudian dikocok secara perlahan dan dibiarkan beberapa menit.

Hasil Percobaan dan Pembahasan
Tabel 1 Hasil uji kelarutan
Sampel
Pelarut
Air
Eter
Kloroform
Alkohol Panas
Alkohol dingin
Alkali
Asam encer
Minyak kelapa
­-
+
+
+
-
+
+
Lemak hewan
-
+
+
+
-
+
-
Mentega
-
+
+
+
-
+
-
Margarin
-
+
+
-
-
-
-
Gliserol
+
-
+
-
+
+
+
Asam stearat
-
+
+
+
-
+
-
Keterangan : -  tidak larut
                      +  larut

Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.minyk klapa.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.lemk hewn.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.mentega.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\kelar.margarin.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.gliserol.jpg Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.stearat.jpg
Gambar 1 Hasil uji kelarutan
(Minyak kelapa, Lemak hewan, Mentega, Margarin, Gliserol, Asam stearat)
             Uji kelarutan lipid hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar seperti kloroform, eter, dan benzene (Armstrong 1995). Bahan percobaan tidak larut dalam air, kecuali gliserol. Hal ini sesuai dengan teori bahwa lemak tidak dapat larut dalam air. Pada pelarut kloroform, seluruh bahan percobaan larut seluruhnya. Kloroform merupakan senyawa organik yang dapat melarutkan lemak. Pelarut eter tidak melarutkan lemak hewan, sedangkan alkohol panas tidak melarutkan margarine dan gliserol. Alkali dapat melarutkan seluruh bahan percobaan kecuali pada margarine dan bahan percobaan yang larut dalam asam encer adalah minyak kelapa dan gliserol. Pada meja kami hanya menggunakan pelarut air dan hanya gliserol larut dalam pelarut ini. Hal tersebut karena pada gliserol mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Lemak hewan dan minyak kelapa tengik dapat terdispersi menjadi misel yang megubah asam-asam lemak penyusunnya menjadi sabun.

Tabel 2 Hasil uji akrolein
Sampel
Asap putih
Bau
Minyak kelapa
Asap
+++
Lemak hewan
Asap
++
Gliserol
Asap
+++
Asam stearat
Asap
+++
Pati
Tidak ada asap
-
Keterangan : +++ : Sangat menyengat
                      ++   : Menyengat
                        +   : Sedikit menyengat
-     : Tidak menyengat
Description: F:\Å_praktikum\Uji akrolein.jpg
Gambar 2. Uji Akrolein
               Hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan bau yang tajam kecuali pada pati hal ini diidentifikasi oleh sebagai bau akrolein. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak (Anwar 1994).
Tabel 3 Hasil uji ketidakjenuhan
Sampel
Kloroform
Iod Hubl
Minyak kelapa tengik
kuning
Kuning bening
Mentega
kuning kental
merah
Minyak kelapa
kuning terang
kuning terang
Lemak hewan
putih
putih
Margarin
kuning
Putih keruh
Asam oleat
Kuning bening
Kuning bening
Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Tengik sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Mentga sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Minyak sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Hewan sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Margarin sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Oleat sblum iod.jpg
 (Sebelum penambahan kloroform)
Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Tngik, mntega, curah, hewan, margarin,oleat (iod).jpg
(Setelah penambahan iod)
Gambar 3 Hasil uji ketidakjenuhan
(Minyak kelapa tengik, Mentega, Minyak kelapa, Lemak hewan, Margarin, Oleat)
              Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble. Dari hasil uji ketidakjenuhan, asam oleat menunjukkan hasil negatif, yaitu bahwa ia mempunya ikatan rangkap pada molekulnya, sedangkan bahan lain yang diujikan menunjukkan hasil positif, yaitu tidak adanya ikatan rangkap pada molekulnya.

Tabel 4 Hasil uji ketengikan
Sampel
HCl pekat
CaCO3 + Kertas flouroglusinol
Minyak kelapa tengik
Warna larutan putih
-
Minyak kelapa
Warna larutan putih
-
Mentega
Warna larutan putih
-
Lemak hewan
Warna larutan putih
-

Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Ketengikan-mnyak tengik.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Ketengikan-mnyak kelapa.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Ketengikan-mentega.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\ketengikan-mnyak hewan.jpg
 Gambar 4 Hasil uji ketengikan
(Minyak kelapa tengik, Minyak kelapa, Mentega, Lemak hewan)
             Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Pada uji ketengikan, warna merah muda menunjukkan bahwa bahan tersebut tengik. Warna merah muda dihasilkan dari reaksi antara floroglusinol dengan molekul oksigen yang mengoksidasi lemak/minyak tersebut. Hasil percobaan menunjukkan, dari semua bahan yang diuji tidak tengik seharusnya pada minyak kelapa tengik menghasilkan warna lauratan yang merah muda dan terdapat bercak dikertas floroglusinol. Penyebab kesalahan ini karena pengaruh keterlambatan penyumbatan saat bahan percoban diberi HCl dan serbuk CaCO3 sehingga identifikasi warna merah muda tidak dapat dilihat terutama pada minyak kelapa tengik.

Tabel 5 Hasil uji kolesterol
Sampel
Salkowski
Lieberman-Buchard
Kolesterol 5%
+
+

Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Salkowski.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Liebermen.jpg
Gambar 5 Hasil uji kolesterol
(Salkowski, Lieberman-Buchard)
            Uji salkowski dan lieberman-buchard digunakan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol. Pada uji salkowski, terbentuk cincin coklat yang menunjukkan terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Warna hijau pada uji lieberman-buchard menunjukkan reaksi antara kolesterol dengan asam asetat anhidrat
            Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya (Gilvery & Goldstein 1996). Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi).
              Uji akrolein KHSO4 berfungsi menarik molekul air dari gliserol. Dalam uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl (Riawan 1990). Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika Iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.
            Uji ketengikan minyak dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Kristian 2003).  Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil didalam kloroform (Lehninger 1988). 

Kesimpulan
            Lemak merupakan senyawa yang dapat larut dalam larutan organik tetapi tidak dapat larut dalam air. Gliserol yang terdehidrasi akan membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Lemak yang memiliki ikatan rangkap merupakan lemak tak jenuh yang bentuknya cair pada suhu ruangan. Lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap mudah teroksidasi sehingga menimbulkan ketengikan. Pengujian kolesterol dapat dilakukan dengan menggunakan uji Salkowski dan uji Lieberman Buchard.

Daftar Pustaka
Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Gilvery dan Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3.     Airlangga University Press: Surabaya
Kristian. 2003. Kimia Organik I JICA. Malang: Universitas Negeri Malang. Lehninger A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya.   Erlangga: Jakarta
Riawan S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta.

Minggu, 22 April 2012


AKSI NYATA GENERASI MUDA DALAM MEMERANGI NARKOBA
               Peran remaja yaitu sebagai aset penting dalam menjalankan estafet kepemimpinan bangsa yang akan mengemban amanat dari generasi sebelumnya dimana remaja sendiri harus dihiasi akal pikiran yang sehat dan menampakkan remaja yang selalu berusaha menjadi teladan yang baik. Realitanya, banyak remaja yang selalu mencari jalan termudah dalam segala hal, dalam arti selalu menghindarkan diri dari resiko. Hal itu terbukti dengan banyaknya masalah-masalah remaja yang melanda negeri ini, yang salah satunya adalah keterlibatannya dalam dunia narkoba yang seharusnya remaja beperan dalam kepedulian lingkungan dan pemberantasan narkoba. Pada umumnya, hal tersebut terjadi dimulai dari merokok, kemudian minum-minuman kerasm dilanjutkan dengan keterlibatannya dalam barang sabu-sabum tidak puas dengan sabu0-sabu laliu merambah ke heroin alias putau. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya menjauhi narkoba. Dalam hal ini, perlunya penanaman akhlak serta agama kepada anak sedini mungkin.


                    Narkoba merupakan  isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Remaja harus mempunyai aksi-aksi yang nyata untuk memerangi masalah narkoba ini karena remaja aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan dimasa mendatang. Dengan demikian status remaja di dunia narkoba harus dihapuskan karena remajalah yang seharusnya sebagai pemberi solusi masalah-maasalah yang ada di negeri ini, sehingga status remaja merupakan hal yang perlu dipelihara dan sitingkatkan agara dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan produktyif serta mampu bersaing.
                    Saat ini, jutaan orang telah terjerumus ke dalam ‘lembah hitam’ narkoba. Dan ribuan nyawa telah melayang karena jeratan ‘lingkaran setan’ bernama narkoba. Telah banyak keluarga yang hancur karenanya. Tidak sedikit pula generasi muda yang kehilangan masa depan karena perangkap ‘makhluk’ yang disebut narkoba ini. Padahal, kita semua memahami bahwa pondasi utama penyokong tegaknya bangsa ini dimulai dari keluarga. Ketika keluarga hancur, rapuh pula bangunan bangsa di negeri ini. Selanjutnya, keberlangsungan kehidupan suatu masyarakat, bangsa dan negara, ditopang oleh hadirnya generasi penerus, yakni generasi muda. Jika generasi muda sudah kehilangan masa depan, lantas apalagi yang bisa diharapkan bagi kehidupan bangsa ini di masa yang akan datang?
                    Dalam memberantas masalah narkoba, perlunya tindakan represif. Yaitu berupa upaya rehabilitasi bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi pemakai atau bahkan pecandu narkoba. Adapun solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah narkoba ini, adalah dengan menggunakan beberapa pendekatan yang diterapkan kepada mereka, baik yang belum ataupun yang sudah terjerat belitan narkoba. Dalam hal ini, perlunya dua pendekatan, yaitu pendekatan agama dan psikologis. Pendekatan agama karena setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk menegakkan kebaikan, menghindari kerusakan, baik pada dirinya, keluarganya, maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan bagi mereka yang sudah terlanjur masuk dalam kubangan narkoba, hendaknya diingatkan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mereka yakini. Dan endekatan psikologis yang merupakan langkah persuasif yang diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut dalam ‘kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka), introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka, maka pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata, menyusun kembali kepingan perjalanan hidup yang sebelumnya berserakan, sehingga menjadi utuh kembali.



Kamis, 19 Mei 2011

SUKSES

-Dengan memiliki impian besar, maka anda dapat merancang kehidupan, sehingga kesuksesan hidup yang anda peroleh nantinya merupakan hasil dari rancangan (by design) bukan kebetulan (by accident).
-No one is born to lose.Everyone is born to win.And the biggest difference that separates the one from the other is the willingness to learn, to change, and to grow to dream.
-IMPIAN ITU GRATIS, ANDA BOLEH MENULISKAN. APAPUN YANG ANDA INGINKAN.TAK ADA YANG BISA MENGHENTIKAN IMPIAN ANDA,KECUALI ANDA SENDIRI.
-BUILDING DREAMS: Lupakan masa lalu. Masa lalu tidak bisa diputar-ulang kembali . Bisa dijadikan pelajaran, tetapi bukan pedoman.Lupakan keadaan saat ini. Its temporary. Hanya sementara.
Fokus ke masa depan. Masa depan harus ditaklukkan. Pegang roda kemudi, bukan kaca spion ! KENDALIKAN HIDUP ANDA
-Yakin dengan potensi diri. You can if you think you can.
Bila sedang ragu dan pesimis, selalu cek: “Is this what I want?”
-Coret kata-kata :tidak masuk akal, tidak mungkin,begini saja sudah cukup, tidak usah ngoyo dsb.
Ganti dengan : harus bisa dapat lebih banyak dan lebih baik.
-Jika Anda tidak puas dengan keadaan Anda sekarang, lakukanlah perubahan !
Ingat, jika Anda tidak mau berubah, cepat atau lambat hidup Anda akan dirubah oleh orang lain !
If you don’t change your direction,you will end up where you headed.
You will not see the sun rise,if you keep walking to the west.
-Tulis, baca, visualkan, lihat terus. “Bersikaplah sebagai orang sukses, sebelum Anda sukses.” Bekerjalah dengan Final Picture yang jelas.Miliki DREAM BOOK
-Give all what you have, to all whatyou do. "Enthusiasm"

Rabu, 28 April 2010

ILMIAH

>BUNGA KUPU KUPU<
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan). Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh). Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji). Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga).Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil).Sub Kelas: Rosidae. Ordo: Fabales. Famili: Fabaceae (suku polong-polongan). Genus: Bauhinia. Spesies: Bauhinia tomentosa L.
Tumbuhan berbunga adalah kelompok terbesar tumbuhan yang hidup di daratan. Namanya diambil dari cirinya yang paling khas, yaitu menghasilkan organ reproduksi dalam bentuk bunga. Bunga sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung sistem pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup (dikatakan tertutup karena bakal biji terlindung di dalam bakal buah atau ovarium) ini juga menjadi ciri khasnya yang lain. Ciri yang terakhir ini membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain: tumbuhan berbiji terbuka atau Gymnospermae.
Dari kedua ciri tersebut muncullah nama Anthophyta ("tumbuhan bunga") dan Angiospermae ("berbiji terbungkus"). Nama lain yang juga dikenakan kepadanya adalah Magnoliophyta ("tumbuhan sekerabat dengan magnolia"). Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani Kuno: αγγειον (aggeion, "penyangga" atau "pelindung") dan σπερμα (spermum, "biji") yang diperkenalkan oleh Paul Hermann pada tahun 1690. Dalam sebagian besar sistem taksonomi modern, kelompok ini sekarang menempati takson sebagai divisio. Namun demikian, klasifikasi terbaru berdasarkan APG (Sistem klasifikasi APG II) menempatkannya dalam suatu klad yang tidak menempati suatu takson dan dinamakan angiosperms.
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini. Semua ciri-ciri ini terletak pada bagian reproduktif. Berikut adalah ciri-ciri tersebut: Bunga . Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas kemampuan evolusi dan lungkang (ruang hidup atau niche) ekologisnya sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan. Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya.
Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun.
Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas.
Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah lungkang yang jauh lebih luas.
Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya.

Ciri-Ciri dan Perbedaan Tumbuhan / Pohon Monokotil dan Dikotil / Biji Berkeping Satu dan Dua - Ilmu Sains Biologi
Pada tumbuhan kelas / tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.
Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki :
1. Bentuk akar
- Monokotil : Memiliki sistem akar serabut
- Dikotil : Memiliki sistem akar tunggang
2. Bentuk sumsum atau pola tulang daun
- Monokotil : Melengkung atau sejajar
- Dikotil : Menyirip atau menjari
3. Kaliptrogen / tudung akar
- Monokotil : Ada tudung akar / kaliptra
- Dikotil : Tidak terdapat ada tudung akar
4. Jumlah keping biji atau kotiledon
- Monokotil : satu buah keping biji saja
- Dikotil : Ada dua buah keping biji
5. Kandungan akar dan batang
- Monokotil : Tidak terdapat kambium
- Dikotil : Ada kambium
6. Jumlah kelopak bunga
- Monokotil : Umumnya adalah kelipatan tiga
- Dikotil : Biasanya kelipatan empat atau lima
7. Pelindung akar dan batang lembaga
- Monokotil : Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga / keleorhiza
- Dikotil : Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil
8. Pertumbuhan akar dan batang
- Monokotil : Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
- Dikotil : Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar
A. Contoh tumbuhan monokotil :
- Kelapa, Jagung, dan lain sebagainya.
B. Contoh tumbuhan dikotil :
- Kacang tanah, Mangga, Rambutan, Belimbing, dan lain-lain.
http://organisasi.org/ciri_ciri_dan_perbedaan_tumbuhan_pohon_monokotil_dan_dikotil_biji_berkeping_satu_dan_dua_ilmu_sains_biologi