Minggu, 22 April 2012


AKSI NYATA GENERASI MUDA DALAM MEMERANGI NARKOBA
               Peran remaja yaitu sebagai aset penting dalam menjalankan estafet kepemimpinan bangsa yang akan mengemban amanat dari generasi sebelumnya dimana remaja sendiri harus dihiasi akal pikiran yang sehat dan menampakkan remaja yang selalu berusaha menjadi teladan yang baik. Realitanya, banyak remaja yang selalu mencari jalan termudah dalam segala hal, dalam arti selalu menghindarkan diri dari resiko. Hal itu terbukti dengan banyaknya masalah-masalah remaja yang melanda negeri ini, yang salah satunya adalah keterlibatannya dalam dunia narkoba yang seharusnya remaja beperan dalam kepedulian lingkungan dan pemberantasan narkoba. Pada umumnya, hal tersebut terjadi dimulai dari merokok, kemudian minum-minuman kerasm dilanjutkan dengan keterlibatannya dalam barang sabu-sabum tidak puas dengan sabu0-sabu laliu merambah ke heroin alias putau. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya menjauhi narkoba. Dalam hal ini, perlunya penanaman akhlak serta agama kepada anak sedini mungkin.


                    Narkoba merupakan  isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Remaja harus mempunyai aksi-aksi yang nyata untuk memerangi masalah narkoba ini karena remaja aset bangsa yang sangat berharga bagi kelangsungan pembangunan dimasa mendatang. Dengan demikian status remaja di dunia narkoba harus dihapuskan karena remajalah yang seharusnya sebagai pemberi solusi masalah-maasalah yang ada di negeri ini, sehingga status remaja merupakan hal yang perlu dipelihara dan sitingkatkan agara dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan produktyif serta mampu bersaing.
                    Saat ini, jutaan orang telah terjerumus ke dalam ‘lembah hitam’ narkoba. Dan ribuan nyawa telah melayang karena jeratan ‘lingkaran setan’ bernama narkoba. Telah banyak keluarga yang hancur karenanya. Tidak sedikit pula generasi muda yang kehilangan masa depan karena perangkap ‘makhluk’ yang disebut narkoba ini. Padahal, kita semua memahami bahwa pondasi utama penyokong tegaknya bangsa ini dimulai dari keluarga. Ketika keluarga hancur, rapuh pula bangunan bangsa di negeri ini. Selanjutnya, keberlangsungan kehidupan suatu masyarakat, bangsa dan negara, ditopang oleh hadirnya generasi penerus, yakni generasi muda. Jika generasi muda sudah kehilangan masa depan, lantas apalagi yang bisa diharapkan bagi kehidupan bangsa ini di masa yang akan datang?
                    Dalam memberantas masalah narkoba, perlunya tindakan represif. Yaitu berupa upaya rehabilitasi bagi mereka yang sudah terlanjur menjadi pemakai atau bahkan pecandu narkoba. Adapun solusi alternatif yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah narkoba ini, adalah dengan menggunakan beberapa pendekatan yang diterapkan kepada mereka, baik yang belum ataupun yang sudah terjerat belitan narkoba. Dalam hal ini, perlunya dua pendekatan, yaitu pendekatan agama dan psikologis. Pendekatan agama karena setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk menegakkan kebaikan, menghindari kerusakan, baik pada dirinya, keluarganya, maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan bagi mereka yang sudah terlanjur masuk dalam kubangan narkoba, hendaknya diingatkan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mereka yakini. Dan endekatan psikologis yang merupakan langkah persuasif yang diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut dalam ‘kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka), introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka, maka pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata, menyusun kembali kepingan perjalanan hidup yang sebelumnya berserakan, sehingga menjadi utuh kembali.