Kamis, 28 Februari 2013

laporan biokimia-Uji lipid


Laporan Praktikum                          Hari, tanggal   : Selasa, 08 November 2011    
Biokimia Umum                              Waktu             : 08.00-11.00 WIB
                                                         PJP                  :  Waras Nurcholis, M.Si
                                                         Asisten            :  Arena Yogi Pratiwi
                                                                                    Rizki Ayu Kartini
                                                                                    Esti Sahifah
                                                                                    M. Iqbal syukur






UJI LIPID

Kelompok I
                             
Indah Setiawati                       G34100051
Feni Fitriani                            G34100088
Nofialdi                                  G34100062





















DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
                                     INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
Pendahuluan
             Lipid atau trigliserida adalah sekumpulan senyawa di dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk (grease), atau minyak. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak.       Lipid sebagai sekumpulan senyawa dengan struktur dan fungsi yang berbeda tetapi bersifat sama, yaitu larut dalam pelarut organik atau non polar memiliki fungsi sebagai penyimpan energi dan transport, struktur membran, penyampai kimia, kulit pelindung dan komponen dinding sel
Description: asam lemak
Gambar Struktur Asam Lemak
 Trigliserida bersifat hidrofobik sehingga golongan senyawa ini dapat dipakai tubuh sebagai sarana yang bermanfaat untuk berbagai keperluan. Misalnya jenis lipid yang dikenal sebagai trigliserida berfungsi sebagai bahan bakar yang penting. Senyawa ini sangat efisien untuk dipakai sebagai simpanan bahan penghasil energi karena terkumpul dalam butir-butir kecil yang hampir-hampir bebas air, membuatnya jauh lebih ringan daripada timbunan karbohidrat setara yang sarat air. Jenis lipid yang lain lagi merupakan bahan structural yang penting. Kemampuan lipid jenis ini untuk saling bergabung menyingkirkan air dan senyawa polar lain menyebabkannya dapat membentuk membran sehingga memungkinkan adanya berbagai organisme yang kompleks. Membran tersebut memisahkan satu sel dengan sel yang lain di dalam jaringan, serta memisahkan berbagai organel di dalam sel menjadi ruangan-ruangan yang memiliki ciri kimia tertentu sehingga dapat diatur sendiri (Gilvery & Goldstein 1996).
  Lemak berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti kloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alkohol panas (Riawan 1990). Menurut struktur kimianya, Lemak terdiri dari : Lemak Netral (triglyceride),  Phospholipida, Lecithine dan Sphyngomyelineb. Menurut Sumbernya (Bahan Makanannya) : Lemak Hewani dan Lemak Nabatic. Menurut Konsistennya : Lemak Padat (Lemak atau Gaji) dan Lemak Cair (Minyak). Menurut wujudnya :  Lemak tak terlihat (invisible fat) dan Lemak terlihat (visible fat). Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah dan berbentuk cair (minyak). Sedangkan lemak hewani mengandung asam lemak jenuh khususnya mempunyai rantai karbon panjang yang berbentuk padat (lemak).
  Kolesterol atau yang disebut juga dengan lemak tak jenuh merupakan substansi seperti lilin yang warnanya putih, kolesterol secara alami sudah ada dalam tubuh kita. Hati adalah yang memproduksi kolesterol, kolesteorol berfungsi untuk membangun dinding sel dan juga untuk membuat hormon-hormon tertentu.
Sebenarnya tubuh manusia sudah bisa menghasilkan kolesterol sendiri, namun karena manusia mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung lemak sehingga menyebabkan seseorang kadar lemak dalam tubuhnya sangat berlebih.

Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah mengetahui kelarutan berbagai macam senyawa lemak pada larutan-larutan organik, menguji ketengikan pada lemak, menguji ketidakjenuhan pada pada berbagai macam lemak, menguji adanya akrolein pada lemak, dan menguji kolesterol dengan metode Salkowski dan Lieberman Buchard.
Metode Praktikum
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sumbat karet, tabung erlenmeyer, bunsen, tabung reaksi, penangas air, pipet ukur, dan tabung erlenmeyer,. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air, minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, Blue Band (margarine), gliserol, asam streatat, eter, kloroform, alkohol panas, alkali, asam encer, , KHSO4, pati, pereaksi Iod Hubl,  asam oleat, HCl pekat, kertas saring, floroglusinol, larutan kolesterol, kloroform anhidrat, asam asetat anhidrat, dan asam sulfat pekat.

Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan untuk uji kelarutan adalah sebanyak 2 ml pereaksi atau pelarut yakni air dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih. Kemudian bahan percobaan yang akan diuji dibubuhkan dalam jumlah yang sedikit ke dalam tabung reaksi yang telah berisi pelarut. Setelah itu, tabung percobaan dikocok keras-keras dan diamati kelarutannya. Bahan percobaan yang digunakan adalah minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarine, gliserol, dan asam strearat.
Uji akrolein yakni kristal KHSO4 dimasukkan kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian 3-4 tetes bahan percobaan diteteskan kedalam tabung reaksi tersebut dan dipanaskan diatas api yang kecil. Setelah itu asap putih yang ditimbulkan oleh pemenasan tersebut diperhatikan dan dibandingkan dengan bau SO2  yang terbang dari karbohidrat. Uji ini dilakukan terhadap minyak kelapa, lemak hewan, gliserol, asam palmitat, asam stearat, dan pati.
Prosedur percobaan untuk uji ketidakjenuhan adalah sebanyak 1 ml bahan percobaan dimasukkan kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 1 ml klorofom dan dikocok sampai bahan larut. Setelah itu pereaksi Iod Hulb dimasukkan tetes demi tetes kedalam larutan dan dikocok. Perubahan yang terjadi diperhatikan. Uji ini dilakukan pada minyak kelapa, minyak kelapa tengik, lemak hewan, mentega, blue band, asam palmitat, dan asam oleat.
Prosedur percobaan untuk uji ketengikan adalah 2.5 ml bahan percobaan dimasukkan kedalam erlenmeyer yang bersih dan kering. Kemudian 2.5 ml HCl pekat ditambahkan kedalam Erlenmeyer. Kedua bahan dalam Erlenmeyer tersebut dicampukan dengan hati-hati, hingga terbentuk larutan yang homogen. Setelah itu serbuk CaCOdimasukkan kedalam tabung Erlenmeyer, lalu segera ditutup dengan sumbat karet yang dijepitkan kertas saring dicelupkan kedalam flouroglusinol. Kertas flouroglusinol tersebut dijepit sehingga kertasnya tergantung. Larutan tersebut dibiarkan selama 10-20 menit. Setelah selesai perubahan warna yang terjadi diperhatikan. Larutan tengik apabila terjadi prubahan warna menjadi merah muda. Uji ketengikan ini dilakukan terhadap minyak kelapa tengik, minyak kelapa, lemak hewan dan mentega.
Prosedur percobaan untuk uji Salkowski adalah beberapa milligram kolesterol dilarutkan kedalam 3 ml kloroform anhidrat pada tabung reaksi yang bersih dan kering. Lalu kedalam tabung reaksi tersebut ditambahkan asam sulfat pekat dengan volume yang sama.  Tabung tersebut dikocok perlahan hingga terbentuk lapisan cairan yang terpisah. Lapisan cairan tersebut kemudian diamati warnanya.
Prosedur percobaan pada uji Lieberman Buchard adalah 10 tetes asam asetat anhidrat dan 2 tetes asam sufata pekat dimasukkan kedalam larutan-larutan kolesterol dan kloroform dari percobaan Salkowski. Campuran tersebut kemudian dikocok secara perlahan dan dibiarkan beberapa menit.

Hasil Percobaan dan Pembahasan
Tabel 1 Hasil uji kelarutan
Sampel
Pelarut
Air
Eter
Kloroform
Alkohol Panas
Alkohol dingin
Alkali
Asam encer
Minyak kelapa
­-
+
+
+
-
+
+
Lemak hewan
-
+
+
+
-
+
-
Mentega
-
+
+
+
-
+
-
Margarin
-
+
+
-
-
-
-
Gliserol
+
-
+
-
+
+
+
Asam stearat
-
+
+
+
-
+
-
Keterangan : -  tidak larut
                      +  larut

Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.minyk klapa.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.lemk hewn.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.mentega.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\kelar.margarin.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.gliserol.jpg Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Kelar.stearat.jpg
Gambar 1 Hasil uji kelarutan
(Minyak kelapa, Lemak hewan, Mentega, Margarin, Gliserol, Asam stearat)
             Uji kelarutan lipid hampir semua jenis lipid, yaitu lemak dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air, namun larut dalam pelarut non polar seperti kloroform, eter, dan benzene (Armstrong 1995). Bahan percobaan tidak larut dalam air, kecuali gliserol. Hal ini sesuai dengan teori bahwa lemak tidak dapat larut dalam air. Pada pelarut kloroform, seluruh bahan percobaan larut seluruhnya. Kloroform merupakan senyawa organik yang dapat melarutkan lemak. Pelarut eter tidak melarutkan lemak hewan, sedangkan alkohol panas tidak melarutkan margarine dan gliserol. Alkali dapat melarutkan seluruh bahan percobaan kecuali pada margarine dan bahan percobaan yang larut dalam asam encer adalah minyak kelapa dan gliserol. Pada meja kami hanya menggunakan pelarut air dan hanya gliserol larut dalam pelarut ini. Hal tersebut karena pada gliserol mempunyai kepala polar berupa gugus -OH yang dapat berikatan hidrogen dengan molekul air ataupun alkohol. Lemak hewan dan minyak kelapa tengik dapat terdispersi menjadi misel yang megubah asam-asam lemak penyusunnya menjadi sabun.

Tabel 2 Hasil uji akrolein
Sampel
Asap putih
Bau
Minyak kelapa
Asap
+++
Lemak hewan
Asap
++
Gliserol
Asap
+++
Asam stearat
Asap
+++
Pati
Tidak ada asap
-
Keterangan : +++ : Sangat menyengat
                      ++   : Menyengat
                        +   : Sedikit menyengat
-     : Tidak menyengat
Description: F:\Å_praktikum\Uji akrolein.jpg
Gambar 2. Uji Akrolein
               Hasil uji akrolein, gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat dalam lemak/minyak akan mengalami dehidrasi membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Senyawa pendehidrasi dalam uji ini adalah KHSO4 yang menarik molekul air dari gliserol. Hasil uji akrolein menunjukkan bahwa semua bahan yang diuji memberikan bau yang tajam kecuali pada pati hal ini diidentifikasi oleh sebagai bau akrolein. Pada teorinya, hanya gliserol dalam bentuk bebas atau yang terikat berupa senyawa yang akan membentuk akrolein, sedangkan asam-asam lemak tidak (Anwar 1994).
Tabel 3 Hasil uji ketidakjenuhan
Sampel
Kloroform
Iod Hubl
Minyak kelapa tengik
kuning
Kuning bening
Mentega
kuning kental
merah
Minyak kelapa
kuning terang
kuning terang
Lemak hewan
putih
putih
Margarin
kuning
Putih keruh
Asam oleat
Kuning bening
Kuning bening
Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Tengik sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Mentga sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Minyak sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Hewan sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Margarin sblum iod.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Oleat sblum iod.jpg
 (Sebelum penambahan kloroform)
Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Tngik, mntega, curah, hewan, margarin,oleat (iod).jpg
(Setelah penambahan iod)
Gambar 3 Hasil uji ketidakjenuhan
(Minyak kelapa tengik, Mentega, Minyak kelapa, Lemak hewan, Margarin, Oleat)
              Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod huble. Dari hasil uji ketidakjenuhan, asam oleat menunjukkan hasil negatif, yaitu bahwa ia mempunya ikatan rangkap pada molekulnya, sedangkan bahan lain yang diujikan menunjukkan hasil positif, yaitu tidak adanya ikatan rangkap pada molekulnya.

Tabel 4 Hasil uji ketengikan
Sampel
HCl pekat
CaCO3 + Kertas flouroglusinol
Minyak kelapa tengik
Warna larutan putih
-
Minyak kelapa
Warna larutan putih
-
Mentega
Warna larutan putih
-
Lemak hewan
Warna larutan putih
-

Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Ketengikan-mnyak tengik.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Ketengikan-mnyak kelapa.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Ketengikan-mentega.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\ketengikan-mnyak hewan.jpg
 Gambar 4 Hasil uji ketengikan
(Minyak kelapa tengik, Minyak kelapa, Mentega, Lemak hewan)
             Ketengikan pada kebanyakan lemak atau minyak menunjukkan bahwa kebanyakan golongan trigliserida tersebut telah teroksidasi oleh oksigen dalam udara bebas. Pada uji ketengikan, warna merah muda menunjukkan bahwa bahan tersebut tengik. Warna merah muda dihasilkan dari reaksi antara floroglusinol dengan molekul oksigen yang mengoksidasi lemak/minyak tersebut. Hasil percobaan menunjukkan, dari semua bahan yang diuji tidak tengik seharusnya pada minyak kelapa tengik menghasilkan warna lauratan yang merah muda dan terdapat bercak dikertas floroglusinol. Penyebab kesalahan ini karena pengaruh keterlambatan penyumbatan saat bahan percoban diberi HCl dan serbuk CaCO3 sehingga identifikasi warna merah muda tidak dapat dilihat terutama pada minyak kelapa tengik.

Tabel 5 Hasil uji kolesterol
Sampel
Salkowski
Lieberman-Buchard
Kolesterol 5%
+
+

Description: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Salkowski.jpgDescription: C:\Users\user\Documents\Tugas BIO\Biokimia Melly\Lipid\Liebermen.jpg
Gambar 5 Hasil uji kolesterol
(Salkowski, Lieberman-Buchard)
            Uji salkowski dan lieberman-buchard digunakan untuk mengidentifikasi adanya kolesterol. Pada uji salkowski, terbentuk cincin coklat yang menunjukkan terjadinya reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat. Warna hijau pada uji lieberman-buchard menunjukkan reaksi antara kolesterol dengan asam asetat anhidrat
            Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat. Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya (Gilvery & Goldstein 1996). Trigliserida tak jenuh ganda (poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi).
              Uji akrolein KHSO4 berfungsi menarik molekul air dari gliserol. Dalam uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi Iod Hubl (Riawan 1990). Iod Hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika Iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Reaksi positif ketidakjenuhan asam lemak ditandai dengan timbulnya warna merah ketika iod Hubl diteteskan ke asam lemak, lalu warna kembali lagi ke warna awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak.
            Uji ketengikan minyak dicampurkan dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas saring dicelupkan ke larutan floroglusinol. Floroglusinol ini berfungsi sebagai penampak bercak. HCl yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas. Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan dihasilkan peroksida (Kristian 2003).  Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam setat anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk turunan asetil didalam kloroform (Lehninger 1988). 

Kesimpulan
            Lemak merupakan senyawa yang dapat larut dalam larutan organik tetapi tidak dapat larut dalam air. Gliserol yang terdehidrasi akan membentuk aldehid akrilat atau akrolein. Lemak yang memiliki ikatan rangkap merupakan lemak tak jenuh yang bentuknya cair pada suhu ruangan. Lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap mudah teroksidasi sehingga menimbulkan ketengikan. Pengujian kolesterol dapat dilakukan dengan menggunakan uji Salkowski dan uji Lieberman Buchard.

Daftar Pustaka
Anwar, Chairil. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Gilvery dan Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3.     Airlangga University Press: Surabaya
Kristian. 2003. Kimia Organik I JICA. Malang: Universitas Negeri Malang. Lehninger A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya.   Erlangga: Jakarta
Riawan S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta.